Pentingnya Aspek Legalitas untuk Koperasi
- September 11, 2019
- Posted by: komida
- Category: Artikel
Koperasi pada masa ini berbeda dengan koperasi pada masa lalu.
Pada masa ini yang menjadi fokus pengawasan koperasi adalah aspek legalitas dan pembinaan koperasi.
Tidak kita pungkiri bahwa ada saja kasus koperasi yang bermasalah akibat melalaikan berbagai aspek, contohnya aspek legalitas seperti perijinan, badan usaha, AD/ART ataupun kepatuhan melakukan Rapat Anggota Tahunan (RAT).
Selain dari pihak koperasi yang berinisiatif memenuhi aspek tersebut, ada juga pihak dari kedeputian Kementerian Koperasi dan UKM yang membantu dalam rangka membina dan menumbuhkembangkan koperasi di tanah air.
Sehingga dengan kehadiran pihak seperti ini, membuat kebiasaan koperasi yang dimasa lalu ketika memiliki badan hukum, lalu boleh melakukan usaha apa saja dan dimana saja, sekarang sudah tidak bisa, karena semua ada aturannya , ada aspek legalitasnya, dan ada yang mengawasinya.
Aspek legalitas menjadi sangat penting ketika timbul suatu masalah dan harus berurusan dengan aparat penegak hukum, karena aspek legalitas akan menjadi hal yang terlebih dahulu ditanyakan.
Masih sering ditemukan koperasi yang memberi pinjaman tetapi bukan kepada anggotanya, seharusnya dalam aturan itu tidak diperbolehkan. Dalam kasus seperti itu, sikap tegas harus bisa diambil oleh pengawas koperasi, namun tetep dengan tidak langsung mematikan.
Kehadiran pengawas koperasi berguna untuk membina dan menfasilitasi agar koperasi tersebut mengurus legalitasnya. Namun apabila pembinaan sudah diberikan , surat peringatan sudah didapatkan, tetapi masih bermasalah, maka keputusan untuk mematikan ijinnya merupakan keputusan yang bijaksana.
Maka dari keperluan aspek-aspek yang harus dipenuhi oleh pihak koperasi, maka pihak yang berewenang dalam mengatur perijinan dan pendirian koperasi, harus juga ikut serta memberikan kemudahan dalam mengurus pendirian koperasi. Dari pihak koperasinya pun harus memiliki landasan-ladasan yang kuat, sehingga koperasi bisa tumbuh secara berkualitas.
Terlepas dari itu semua, salah satu contoh koperasi yang sudah mulai berfokus pada aspek-aspek diatas adalah Koperasi Simpan Pinjam Mitra Dhuafa. Dengan lebih dari 200 kantor cabang yang tersebar di sebagian wilayah Indonesia. Koperasi Simpan Pinjam Mitra Dhuafa sudah mulai meningkatan dan memenuhi setap aspek yang dibutuhkan, sesuai dengan peraturan yang berlaku.