BU SANTI DAN TEROMPET “TOLET” YANG MEMBAWA BERKAH

BU SANTI DAN TEROMPET “TOLET” YANG MEMBAWA BERKAH

Bukan hal mudah untuk memulai usaha sendiri. Kerja keras, ketekunan dan kedisiplinan menjadi ramuan utama yang harus dimiliki dan digeluti, tentunya diiringi dengan penuh rasa sabar dan doa. Segala sesuatu yang penuh dengan nilai, akan tetap terjaga dan keuntungan pun akan diraih dengan sendirinya.

Lima tahun sudah, Ibu Santi ikut bergabung dengan Koperasi Mitra Dhuafa (KOMIDA). Lima tahun perjalanan bergabung dengan KOMIDA, adalah perjalanan baru menapaki hidup Ibu Santi dalam mengarungi rumah tangga. Bagaimana tidak, selama lima tahun ibu Santi benar-benar memulai mimpi, mimpi yang lambat laun menampakkan hasil dari letih keringat, dari kesabaran yang tak pernah lekang. “Sebelum bergabung dengan KOMIDA suami saya bekerja di bengkel Truk, bekerja serabutan hingga jualan sayuran pernah digeluti, namun hasil yang didapat masih jauh dari harapan” Tutur Bu Santi  mengingat kembali masa perjuangan untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga.

Seluruh letih dan tetes keringat impas sudah, hadirnya Koperasi Mitra Dhuafa (KOMIDA) membawa angin segar bagi kehidupan Bu Santi dan keluarga. “Saya ditawari langsung oleh Petugas KOMIDA, karena keramahan petugas juga kemudahan mengakses produk, member keyakinan kepada Bu Santi untuk bergabung dan hal inipun diamini oleh Bapak Solihin selaku suami.

Sejak pertama, kehadiran Koperasi Mitra Dhuafa (KOMIDA) di Kampung  Cibitung, udah disambut baik oleh warga,  Ibu Santi menjadi salah satu dari beberapa perempuan tangguh yang berani dan ingin merubah taraf kehidupan menjadi lebih baik. Karena segala kemudahan dalam pelayanan dari KOMIDA, juga keramahan Staf menjadi nilai utama KOMIDA diterima di Kampung Cibitung.

Pinjaman pertama dari KOMIDA berupa produk Pinjaman Umum langsung menjadi modal pertama untuk memulai jualan “Tolet-tolet” satu tahun kemudian Bu Santi memberanikan diri membuka usaha baru mulai dari buah-buahan segar, ternak puyuh, budidaya lele, dan kambing. Pada dua tahun terakhir Bu Santi mengajukan pinjaman Produk Renovasi Rumah dan Pinjaman Sanitasi.

Dengan dukungan serta semangat dari Suami, Bu Santi memulai usaha dengan menjual aneka jajanan anak-anak yang unik dan menarik, dengan cara digantungkan disela-sela kawat besi yang menempel pada kayu tegak lurus, yang sudah didisain sedemikian rupa. Masyarakat setempat menamakannya “Tolet” kata ini diambil dari bunyi yang dihasilkan oleh terompet sebagai bunyi khas penjual jajanan ini.

Dalam menjalankan usaha ini Bapak Solihin selaku suami menjadi sosok yang bertanggung jawab. Berangkat dari pagi buta hingga siang menjelang, Pak Solohin menjajakkan dagangan Tolet berkeliling kampung, lintas pedesaan, acara hajatan hingga kampanye partai politik selalu ia datangi dan menjadi rezeki tersendiri, karena jika jajanan ingin terjual habis, Pak Solihin perlu berkililng hingga siang, namun dengan adanya acara hajatan dan kampanye, Pak Solihin cukup duduk manis karena biasanya jajanan sudah diborong oleh pemilik acara. Dalam satu hari suami dari Bu Santi ini dapat meraup keuntungan hingga Rp 500.000,- (Lima ratus ribu rupiah), sempat mengherankan, namun inilah knyataan dari niat berjualan dengan kesungguhan dan ketekunan.

Setahun kemudian Bu Santi mulai memberanikan diri untuk menjual aneka buah – buahan, agar konsumen tetap ada dan berlangganan, tentunya menjaga kwalitas kesegaran dari buah-buahan selalu diperhatikan, jika masih ada sisa, tidak serta merta disimpan dalam lemari pendingin untuk kemudian esok dijual kembali.

Dari penjualan Tolet dan buah-buahan ini dalam sehari Bu Santi memiliki omset 800 – 1 juta rupiah dengan keuntungan bersih sebesar 400 ribu rupiah dan sudah lepas dari resiko dapur tentunya. Hal ini membawa keberkahan bagi keluarga Bu Santi tentunya bantuan dari Koperasi Mitra Dhuafa (KOMIDA) sangat memberi perubahan yang signifikan bagi kehidupan anggota.

Setelah berkembang dan stabil dalam usaha Tolet dan buah – buahan, satu tahun yang lalu Bu Santi mengajukan untuk renovasi rumah, “Alhamdulillah penuh syukur, dari tidak memiliki rumah dan dulu hanya tinggal di rumah yang tidak layak, sekarang memiliki rumah sendiri lengkap dengan sanitasi, ini semua berkat wasilah bergabung dengan Koperasi Mitra Dhuafa (KOMIDA).

Bu Santi menuturkan “Selama ada tenaga dan usaha lancar, saya tidak akan keluar dari KOMIDA, kalo perlu sampai tutup usia, untuk menjadi anggota KOMIDA. Karena bukan apa-apa, bergabung dengan KOMIDA semua produk terbukti wujud dan kami selaku anggota selalu terfasilitasi dengan baik”. Selain karena keramahan dan fasilitas dari KOMIDA, dengan adanya kumpulan bersama ibu-ibu lainnya, kumpulan menjadi tempat berbagi cerita dan inspirasi untuk menuai kesuksesan

Diakhir obrolan Bu Santi menyampaikan angannya, “Suatu saat ingin memiliki mobil pick Up untuk menambah volume belanja buah-buahan karena sangat terasa dan selalu ada saja kebutuhan dari masyarakat yang belum terlayani”, hal ini di-amin-i Pak Solihin selaku suami. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya permintaan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya, oleh karena itu agar bisa memenuhi kebutuhan pelanggan, ada harapan untuk bisa membeli kendaraan.

Bu Santi adalah satu dari ratusan ribu anggota KSP Mitra Dhuafa (KOMIDA) yang sudah merasakan manfaat menjadi anggota Koperasi Mitra Dhuafa (KOMIDA), masih banyak cerita sukses anggota yang akan semakin mewarnai, semuanya terwujud dari kedisiplinan, keselarasan setiap do’a dan usaha yang terpancarkan untuk kehidupan seluruh keluarga anggota, semuanya dimulai dari semangat gigih sosok perempuan.

Karena KOMIDA hadir untuk membina, meraih harapan untuk setiap perempuan yang tegar dalam melangkah, selalu bangkit meski pelik, dan berserah dalam kelapangan do’a.



Leave a Reply